ALIRAN
PSIKOLOGI TRANSPERSONAL
Kata transpersonal berasal dari kata trans yang berarti
melampaui dan persona berarti topeng. Secara etimologis, transpersonal berarti
melampaui gambaran manusia yang kelihatan. Dengan kata lain, transpersonal
berarti melampaui macam-macam topeng yang digunakan manusia.
Menurut John Davis, psikologi transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu yang
menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal merupakan salah satu bidang psikologi
yang mengintegrasikan konsep, teori dan metode psikologi dengan
kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam budaya dan agama. Konsep inti
dari psikologi transpersonal adalah nondualitas (nonduality), suatu pengetahuan
bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia) adalah bagian dari
keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-galanya dipandang
sebagai satu kesatuan.
Psikologi
Transpersonal menurut Antony Sutich (1969) yaitu aliran psikologi yang khusus
berbicara mengenai nilai-nilai dasar kesadaran yang mempersatukan
pengalaman-pengalaman puncak, pengalaman
mistik, perasaan terpesona, aktualisasi diri, hakikat kebahagian, keajaiban,
arti dasar transedensi diri, roh, ketunggalan kosmik, konsep-konsep,
pengalaman-pengalaman serta aktivitas yang berhubungan dengannya.
Mazhab
transpersonal merupakan aliran psikologi ke-4 setelah humanistic yang kecewa
terhadap ketidakpekaan pakar psikologi terdahulu dalam menangkap peran
spiritual dalam diri individu. Kajian
transpersonal menunjukkan bahwa aliran ini mencoba mengkaji secara ilmiah
terhadap dimensi yang selama ini dianggap sebagai bidang mistis, kebatinan,
yang dialami oleh kaum agamawan (kyai, pastur, biksu).
Tokoh – tokoh dalam aliran psikologi
transpersonal :
1.
William James
Ia
dikenal sebagai penggagas pragmatisme dalam filsafat. William James dengan
pragmatisme nya memberikan sumbangan orisinal bagi dunia filsafat. Istilah
pragmatisme berasal dari kata yunani, pragma yaitu tindakan yang berarti
pragmatisme sebagai filsafat tindakan. Salah satu
karya William james yang penting dalam bidang psikologi yaitu the Varienties of
Religious Experience.
Dalam bukunya ia
menyatakan bahwa pengalaman spiritual adalah akar dari semua agama dunia dan mewakili
suatu dorongan/ gerak hati yang sehat
alami. Buku ini membahas
tentang pengalamanya dalam kacamata pragmatisme. Pengalaman religious tentang
pragmatismenya itu benar-benar sangat cerdas. Ia mengungkapkan bahwa sejauh
manusia berhubungan dengan alam semesta, ia hanya berhubungan dengan
simbol-simbol realitas, tetapi dalam pengalaman religious yang sangat pribadi,
dirinya benar-benar dibawa masuk dalam realitas tersebut secara utuh
2. Abraham Maslow
Ia merupakan tokoh yang mendirikan aliran psikologi Humanistik, namun
juga merupakan seseorang yang dipandang memulai
psikologi Transpersonal sebagai bidang kajian. Ia menulis buku dengan judul Religious
Value and Peak Experience.
3. Antony
Sutich
(ia adalah
teman akrab dari Maslow) Antony Sutich merupakan pendiri Journal of
Transpersonal Psychology. Jurnal tersebut menjadi media bagi para psikolog yang
mempunyai minat yang sama dengan Maslow
Perbedaan
dan persamaan psikologi transpersonal dengan humanistic:
Persamaan:
keduanya menaruh perhatian pada dimensi manusia yang
ternyata mengandung potensi dan kemampuan luarbiasa yang sejauh ini terabaikan
dari telaah psikologi kontemporer
Perbedaan : psikologi
humanistik menggali potensi manusia untuk peningkatan hubungan antar manusia,
sedangkan transpersonal lebih tertarik untuk meneliti pengalaman subjektif-transendental,
serta pengalaman luar biasa dari potensi spiritual ini. Psikologi transpersonal
lebih menggali kemampuan manusia dalam dunia spiritual, pengalaman puncak, dan
mistisme yang dialami manusia
Konsep
Dasar Konseling Transpersonal (Walsh & Vaughan, 1993) :
1. Peak experience
2. Self
transcendence
3. Optimal Mental Health
4. Meditasi

0 komentar:
Posting Komentar