B.
Deskripsi
Kasus
John,
pensiunan polisi berusia 50 tahun, memerlukan penanganan selama beberapa minggu
setelah anjingnya ditabrak mobil dan mati. Sejak kematian anjingnya, John
merasa sedih dan lelah. Ia menjadi sulit berkonsentrasi dan juga sulit tidur.
Ia tinggal sendiri dan lebih senang sendirian, membatasi kontaknya dengan orang
lain dengan hanya mengatakan “hallo” atau “apa kabar?” sambil terus berlalu. Ia
merasa bahwa percakapan sosial hanya membuang-buang waktu dan merasa canggung
bila ada orang lain yang mencoba membina persahabatan dengannya. Meski ia hobi
membaca surat kabar dan tetap mengikuti perkembangan dari peristiwa terkini, ia
tidak memiliki minat yang nyata terhadap manusia. Ia bekerja sebagai penjaga
keamanan dan digambarkan oleh rekan kerjanya sebagai “penyendiri” dan “ikan
yang dingin.” Satu-satunya hubungan yang ia miliki adalah dengan anjingnya,
yang dengannya ia merasa dapat berbagi perasaan yang lebih sensitif dan lebih
hangat daripada yang dapat ia bagi dengan orang lain. Saat perayaan, ia akan
‘bertukar kado’ dengan anjingnya, membeli hadiah untuk anjingnya dan membungkus
sebotol Scotch untuk dirinya sendiri sebagai hadiah dari binatang tersebut.
Satu-satunya peristiwa yang pernah membuatnya sedih adalah saat kehilangan
anjingnya. Sebaliknya, kehilangan orang tuanya, tak mampu membangkitkan suatu
respons emosional. Ia merasa dirinya berbeda dari orang lain dan bingung dengan
adanya emosionalitas yang ia lihat dari orang lain
C.
Pengertian
Skizoid
Gangguan
kepribadian schizoid adalah salah satu kelainan dimana terjadi suatu
keterbatasan terhadap ekspresi emosi dan pengalaman seseorang. Seseorang dengan
gangguan ini tetap mampu melakukan kegiatannya sehari-hari, tetapi tidak dapat
membentuk suatu hubungan yang dekat dengan orang lain. Mereka suka menyendiri
dan sangat sering melamunkan sesuatu hal secara berlebihan. Gangguan ini timbul
sejak dewasa muda dikarenakan adanya penyimpangan dari perilaku sosial dan
emosi yang menghambat seseorang tersebut untuk bisa berteman dekat dengan orang
lain, dimulai pada saat remaja atau dewasa muda secara terus menurus akan
berakibat gangguan fungsi atau stress internal.
Beberapa
perilaku pada individu dengan gangguan skizoid adalah minimnya ekspresi emosi,
kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik dengan sesuatu
hal yang sedang terjadi, kurangnya perhatian dan tidak sensitif. Individu
tersebut juga kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau permusuhan
dengan orang lain.
Gangguan
kepribadian ini (skizoid) tidaklah sama dengan gangguan skizofrenia
(schizophrenia) walaupun ada kemiripan pada nama, skizofrenia dikategorikan
sebagai gangguan psikotik. Namun demikian skizoid sering disebut sebagai
gangguan mental "spektrum dari skizofrenia", beberapa simtom yang ada
pada Skizoid seperti menghindari kontak pribadi dengan orang lain, minimnya ekspresi
emosi merupakan simtom yang terdapat pada skizofrenia pula.
Untuk
bekerja, individu dengan gangguan Skizoid dapat menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik, kesulitan akan dialami bila individu terlibat dalam hubungan
interpersonal dengan rekan kerja atau orang lain. Individu dengan gangguan
skizoid juga dapat menikah, namun kesulitan akan ditemui dalam penciptaan
hubungan lekat (intimacy) dengan pasangannya.
Orang
dengan gangguan ini akan terlihat suka menjauhkan diri, bersikap dingin dan
acuh tak acuh. Kebanyakan individu dengan gangguan ini sulit untuk menjalin
hubungan atau mengekspresikan perasaan mereka dan tetap pasif dengan raut wajah
yang tidak berubah walaupun dalam situasi yang kurang baik. Komunikasi dengan
orang lain sangat ringkas dan sebentar. Ini karena mereka sedikit sekali
pengalaman berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, penderita gangguan
ini sulit untuk merefleksikan diri mereka dan tetap bersama dengan orang lain.
Suatu kesalahan pada masyarakat kita adalah anggapan bahwa individu dengan
gangguan kepribadian ini “berbahaya” sehingga kebanyakan orang yang telah
terdiagnosa penyakit ini akan dikucilkan atau dihindari dalam pergaulan.
D.
Diagnosa
Gangguan
kepribadian skizoid didiagnosa berdasarkan beberapa kriteria berikut
1.
Pola
perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan
keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam pelbagai hubungan antar pribadi
pada awal masa dewasa
a.
Tidak
pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk
untuk menjadi bagian dalam keluarga
b.
Hampir
selalu memilih aktivitas untuk menyendiri
c.
Sangat
sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual
d.
Sangat
jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang
e.
Sedikit
mempunyai teman akrab
f.
Tidak
terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain
g.
Emosi
dingin, efek mendatar atau tak peduli (detachment)
2.
Gangguan
kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia, gangguan
mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau
disebabkan oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak
langsung pengobatan medis.
E.
Analisis
Teoritis
1.
Karen
Horney
Karen
Horney yang sependapat dengan Freud dalam pandangan tentang pentingnya
masa-masa awal kehidupan dalam membentuk kepribadian di masa dewasa. Namun dia
berbeda dalam hal bagaimana kepribadian terbentuk secara spesifik. Horney
merasa bahwa pada masa kanak-kanak, bukan faktor biologis, namun faktor sosiallah
yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. Tidak ada tahapan universal dalam
perkembangan maupun konflik masa kecil yang tak terelakkan. Namun yang
menentukan adalah hubungan sosial antara anak dan orang tua.
Salah
satu faktor penyebab adalah tipe dan pola pengasuhan saat mereka masih
anak-anak. Ibu atau pengasuh sangat mempengaruhi pembentukan dan tipe
kepribadian individu setelah mereka dewasa. Adanya trauma yang pernah terjadi
masa kecil seperti perceraian kedua orang tua, sering mengalami pemukulan atau
diterlantarkan oleh orang tua dapat mengakibatkan gangguan dalam pembentukan
kepribadiannya. Faktor komunikasi dalam keluarga dimana masalah komunikasi
dalam keluarga dapat menjadi kontributor untuk mengembangkan gangguan tingkah
laku. Masalah komunikasi tersebut antara lain sikap bermusuhan , selalu
mengkritik, menyalahkan, kurang kehangatan, kurang memperhatikan anak, emosi
yang tinggi. Komunikasi dalam keluarga amatlah penting dengan memberikan
pujian,adanya tegur sapa dan komunikasi terbuka . Kurangnya stimulasi, kasih
sayang dan perhatian dari ibu/pengasuh pada bayi akan memberikan rasa tidak
aman yang akan menghambat terbentuknya rasa percaya diri yang menjadi dasar
dalam berhubungan dengan lingkungan sosial.
Dalam
teorinya Horney beranggapan bahwa rasa aman jauh lebih penting daripada
kepuasan. Jadi dukungan dari pihak keluarga berupa pembelaan, bantuan dalam
rumah tangga dan bimbingan sangat membantu terapi yang akan diberikan pada
penderita skizoid.
Horney
mengatakan ada sepuluh kebutuhan yang perlu dipenuhi untuk meminimalisir
kecenderungan neurotik seseorang ; termasuk schizoid:
1.
kasih
sayang dan penerimaan
2.
partner
dominan dalam kehidupan
3.
batas
hidup yang sempit dan terbatas
4.
kekuatan
5.
eksploitasi
6.
prestise
7.
kebanggaan
personal
8.
perolehan
atau ambisi personal
9.
kecukupan-diri
dan kebebasan
10.
kesempurnaan
dan ketakterbantahan
Jadi
skizoid dapat dicegah oleh kondisi masa kanak-kanak yang tepat, berupa
pengasuhan dan kondisi sosial di sekitar anak. Karena sifat manusia atau
kepribadian yang fleksibel, bukan merupakan bakat dalam pembentukan pada masa
kanak-kanak tetapi setiap orang memiliki kapasitas untuk mengubah pada cara
mendasar.
2.
Erikson
Erikson
mencetuskan tahap/ fase perkembangan kepribadian yang lebih dikenal dengan
sebutan tahapan psikososial. Ada delapan tahapan perkembangan psikososial yang
berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Dalam setiap tahap terdapat maladaption/maladaptive
(adaptasi keliru) dan malignansi (selalu curiga), hal ini berlangsung
jika satu tahap tidak berhasil dilewati dengan baik. Setiap tahapan
mempunyai fungsi yang berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, terutama
tahapan-tahapan yang berlangsung pada masa kanak-kanak. Jika tahapan ini
gagal dilewati dengan baik, akan memberikan pengaruh kurang baik pula terhadap
psikologis dan kehidupan sosial individu pada tahapan berikutnya.
Dalam
hal ini, termasuk kecenderungan individu mengalami gangguan schizoid akibat
terganggunya hubungan sosial individu karena ada tahapan psikososial yang gagal
dilewati dengan baik yakni Trust vs Mistrust yang merupakan
tahapan dasar sosial pada saat bayi. Tugas yang harus dijalani pada tahap
ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa harus menekan
kemampuan untuk hadirnya suatu ketidakpercayaan, yang sangat berperan adalah
orangtua terutama Ibu. Jika seorang ibu tidak dapat memberikan rasa hangat dan
nyaman, maka bayi akan lebih mengembangkan rasa tidak percaya, dan dia akan
selalu curiga kepada orang lain. Hal terburuk dapat terjadi apabila pada masa
kecilnya sudah merasakan ketidakpuasan yang mengarah pada ketidakpercayaan.
Mereka akan berkembang pada arah kecurigaan dan merasa terancam terus menerus.
Hal ini akan berakibat munculnya frustasi, marah, sinis, maupun depresi dan
memilih untuk mengasingkan diri dari lingkungan sosialnya. Nantinya dapat
terjadi suatu pola kehidupan yang lain di mana bayi merasa tidak aman ketika
berinteraksi secara interpersonal atau dengan lingkungannya.
Jika
terlanjur timbul rasa ketidakpercayaan anak, hal ini mungkin berlanjut hingga
tahapan Keintiman vs Isolasi yang berlangsung pada masa
awal dewasa. Jika seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk
menjalin relasi dengan orang lain secara baik, akan timbul kecenderungan untuk
mengisolasi/ menutup diri sendiri dari cinta, persahabatan dan masyarakat,
selain itu dapat juga muncul rasa benci dan dendam sebagai bentuk dari
kesendirian dan kesepian yang dirasakan. Hal ini dapat mengarah pada
gangguan kepribadian schizoid, di mana individu lebih suka menyendiri, bersikap
dingin acuh tak acuh dan tidak menyukai komunikasi.
Untuk
menghindari kecenderungan schizoid sejak masa bayi orangtua memberikan kepuasan
kepada anaknya berupa pemenuhan kebutuhan secara fisik maupun psikologis.
Kepuasan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap yang diberikan oleh
orangtuanya akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan terlindungi. Yang
nantinya menjadi dasar pembentukan kepercayaan anak dalam kehidupan sosialnya.
3.
Sullivan
Menurut
Sullivan, semua gangguan mental berasal dari cacat hubungan interpersonal dan
hanya dapat dipahami dengan mengacu kepada lingkungan sosial pasien, dicirikan
oleh rasa kesepian, rasa percaya diri yang rendah, emosi misterius, hubungan
yang tidak memuaskan, dan kecemasan yang semakin meningkat. Jika
individu-individu normal merasa relative aman dalam hubungan-hubungan
antarpribadi, kepercayaan diri mereka akan terlindungi dan sebaliknya jika
individu merasa tidak nyaman dalam hubungan interpersonal, maka individu
mungkin lebih memilih untuk mengisolasi dirinya dari lingkungan sosial sebagai
bentuk represi dari kecemasannya. Jika strategi ini terus dipertahankan, mereka
akan semakin beroperasi di dunia privat mereka sendiri dan mengakibatkan
gangguan schizoid atau yang lebih parah dapat mengakibatkan skizofrenik.
4.
Tipologi
Krestchmer
Hasil
penelitian awal menunjukkan bahwa beberapa kepribadian yang ada pada seorang
manusia itu diturunkan oleh orang tuanya. Beberapa peneliti bahkan menganggap
bahwa faktor keturunan memegang peranan penting karena adanya hubungan genetik
antara gangguan kepribadian dengan kesehatan mental seseorang. Secara
fisiologis, bentuk tubuh yang diturunkan secara genetik dari orang tua
mempunyai karakter khas yang juga berpengaruh pada kepribadiannya.
Krestchmer mengemukakan bahwa ada korelasi positif antara konstitusi jasmani
dengan konstitusi kejiwaan (temperamen), baik pada penderita penyakit jiwa
maupun pada orang yang sehat. Kebanyakan orang-orang yang berkonstitusi leptosom (jangkung), atletis (selaras), dan
dysplatis (pendek gemuk) bertemperamen schizothym. Schizothym adalah keadaan
sehat dari penderita gangguan skizoid. Menurut krestchmer, schizoid sendiri
adalah tipe peralihan dari keadaan sehat ke keadaan sakitnya yaitu skizofrenia.
5.
Abraham
Maslow
Maslow
menjelaskan tingkatan kebutuhan manusia yang akan berusaha dipenuhi oleh
manusia, yakni kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan dasar, kebutuhan akan
rasa aman, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan
kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
Ketika
kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpenuhi , kebutuhan lapisan ketiga
pun muncul. Individu mulai merasa butuh teman, kekasih, anak dan bentuk
hubungan berdasarkan perasaan lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan
ini dapat berbentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian
dari satu kelompok atau masyarakat. Tapi tampaknya, penderita schizoid
mengabaikan kebutuhan ketiga ini (kebutuhan akan cinta dan kasih sayang),
karena penderita bahkan tidak pernah tertarik atau menikmati dalam
berhubungan dengan orang lain termasuk untuk menjadi bagian dalam keluarga.
Penderita lebih senang melakukan aktivitasnya sendiri.
Kebutuhan
yang keempat ; untuk merasa dihargai orang lain; tampaknya juga tidak
terlihat pada penderita skizoid ini. Keterbatasan pengungkapan emosi menjadi
yang dominan pada penderita skizoid, sehingga saat diberi pujian sebagai bentuk
penghargaan dari orang lain, penderita tidak terpengaruh, tidak peduli dan
emosinya tetap datar.
F.
Psikoterapi
Individu
dengan gangguan kepribadian skizoid sangat sulit untuk mendapatkan treatment,
hal ini disebabkan bahwa individu dengan gangguan Skizoid beranggapan bahwa
dirinya dalam keadaan baik-baik saja, bahkan individu tersebut tidak peduli
sama sekali dengan terapi. Ini menjadi alasan treatment dianggap tidak
diperlukan bagi individu dengan gangguan kepribadian skizoid. kecuali dalam
beberapa kasus dimana individu sengaja datang pada terapis yang diakibatkan
adanya gangguan lainnya seperti ketergantungan pada kebiasaan-kebiasaan buruk
yang disadari oleh individu bersangkutan.
• Test
Psikologi
Beberapa
test psikologi yang dapat mendiagnosa adanya gangguan kepribadian schizoid:
a.
Minnesota
Multiphasic Personality Inventory (MMPI-2)
b.
Millon
Clinical Multiaxial Inventory (MCMI-II)
c.
Rorschach
Psychodiagnostic Test
d.
Thematic
Apperception Test (TAT), yang dikembangkan oleh Murray
Psikoterapi
yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid adalah
cognitive-behavioral therapy (CBT), terapi keluarga dan terapi psikodinamika.
Bila individu mempunyai pasangan hidup, terapi pasangan (couples therapy) dapat
digunakan untuk membentuk komunikasi antar pasangan
•
Terapi Individu
Berhasilnya
terapi pada individu dengan gangguan SPD membutuhkan waktu yang relatif lama,
dibutuhkan kesabaran untuk mengubah persepsi yang salah terhadap cara memandang
persahabatan untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada awal
terapi, terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang
dibayangkan oleh individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan
ketakutan-ketakutan yang dirasakan oleh individu dalam menjalin hubungan dengan
orang lain. Selanjutnya terapis akan
menyusun langkah-langkah kedepan secara bersama dengan klien untuk penyembuhannya.
•
Terapi Kelompok
Terapi
kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan efektif, meskipun
demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika individu SPD ikut dalam
partisipasi kelompok tersebut. Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan
dalam grupnya, terapis juga harus menjaga dari kritikan anggota lainnya.
Terciptanya keakraban antar sesama anggota merupakan salah satu harapan dari
terapi ini dengan menciptakan hubungan-hubungan sosial yang saling mendukung.
Terapi kelompok akan memberi pengalaman-pengalaman sosial yang bermanfaat,
saling mengerti sesama anggota, berkomunikasi sampai pada memahami orang lain.
source :
muslimut.blogspot.com/2011/01/schizoid-personality-disorder.html

0 komentar:
Posting Komentar