B.
Deskripsi
Kasus
John,
pensiunan polisi berusia 50 tahun, memerlukan penanganan selama beberapa minggu
setelah anjingnya ditabrak mobil dan mati. Sejak kematian anjingnya, John
merasa sedih dan lelah. Ia menjadi sulit berkonsentrasi dan juga sulit tidur.
Ia tinggal sendiri dan lebih senang sendirian, membatasi kontaknya dengan orang
lain dengan hanya mengatakan “hallo” atau “apa kabar?” sambil terus berlalu. Ia
merasa bahwa percakapan sosial hanya membuang-buang waktu dan merasa canggung
bila ada orang lain yang mencoba membina persahabatan dengannya. Meski ia hobi
membaca surat kabar dan tetap mengikuti perkembangan dari peristiwa terkini, ia
tidak memiliki minat yang nyata terhadap manusia. Ia bekerja sebagai penjaga
keamanan dan digambarkan oleh rekan kerjanya sebagai “penyendiri” dan “ikan
yang dingin.” Satu-satunya hubungan yang ia miliki adalah dengan anjingnya,
yang dengannya ia merasa dapat berbagi perasaan yang lebih sensitif dan lebih
hangat daripada yang dapat ia bagi dengan orang lain. Saat perayaan, ia akan
‘bertukar kado’ dengan anjingnya, membeli hadiah untuk anjingnya dan membungkus
sebotol Scotch untuk dirinya sendiri sebagai hadiah dari binatang tersebut.
Satu-satunya peristiwa yang pernah membuatnya sedih adalah saat kehilangan
anjingnya. Sebaliknya, kehilangan orang tuanya, tak mampu membangkitkan suatu
respons emosional. Ia merasa dirinya berbeda dari orang lain dan bingung dengan
adanya emosionalitas yang ia lihat dari orang lain
